Search This Blog

Sunday, June 10, 2012

Klaim Budaya Indonesia oleh bangsa lain


Klaim Budaya Indonesia oleh Bangsa Lain
Pengakuan atau klaim budaya indonesia oleh bangsa lain bukan hanya terjadi satu kali. Tercatat ada lebih dari 20 budaya indonesia yang di klaim oleh bangsa lain, angka yang menakjubkan bukan? Tidak berhenti di situ, yang lebih fantastik adalah keanergaman budaya yang di klaim. Tidak tanggung-tanggung pengeklamiannya yang terjadi, dari naskah kuno sampai motif batik, dari alat musik angklung sampai tarian pendet,  yang notabene adalah  tarian kebanggaan masyarakat pulau Bali. Pertanyaannya, Kenapa hal ini bisa terjadi ? Dan bagaimana mengatasi hal ini ?
Dilihat dari sumber nya ada 2 faktor yang membuat ini terjadi yaitu :
Faktor Internal
1.       Tidak adanya aturan yang jelas untuk mengatur bagaimana jalanya perlindungan kebudayaan. Siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini, dan baimana carannya?
2.       Realitas membuktikan bahwa pemuda saat ini telah banyak yang melupakan dan tidak acuh atas eksistensi budaya Indonesia. Apresasi yang kurang untuk melestarikan budaya, malu mempelajari dan anggapan bahwa budaya lokal itu kuno, ketinggalan zaman dan hanya milik generasi tua saja.
3.       Kurangnya peran serta pemerintah untuk melestarikan budaya indonesia.
4.       Rendahnya inisiatif pemerintah dan masyarakat indonesia untuk mendaftrakan dan mematenkan budaya indonesia.
5.       Kurangnya sosialisasi budaya Indonesia dalam media. Padalah peran media sangat besar dan efektif.
Faktor Eksternal
1.       Ada negara yang sedang krisis Identitas sehingga mendorong untuk mengklaim atau mencuri budaya bangsa lain.
2.       Kuatnya Kapitalisme yang menguasai suatu negara yang mendorong untuk mengklaim budaya bangsa lain, semata-mata untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan menarik dan mendatangkan pengunjung atau wisatawan.
3.       Globalisasi yang membuat budaya menyebar kemana-mana, sehingga seakan-akan sangat kabur darimana asal usul budaya tersebut.
4.       Kemajuan teknologi transportasi dan informasi, yang mendorong informasi menyebar tanpa ada batasan tempat dan waktu.
5.       Penyebaran penduduk ke negara atau belahan bumi lain yang juga membawa kebudayaan tempat asalnya.
Faktor-faktor tersebut di atas tentunya harus kita sikapi dengan seksama. Perlu diketahui bahwa penyebaran budaya adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, dan juga telah terjadi berpuluh tahun yang lalu seiring perkembangan masyarakat. Namun, dahulu proses penyebaran budaya sangat lambat, tidak seperti saat ini. Yang mempercepat adalah kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi. Perkembangan teknologi ini membuat  penyebaran informasi dan manusia terjadi sangat cepat sehingga itu juga mempercepat proses penyebaran budaya.
Klaim budaya sebetulnya tidak harus terjadi jika setiap negara selalu selalu menjaga dan mengormati budaya lokalnya. Sebuah kebanggaan jika suatu negara mempunyai kebudayaan yang luhur. Tapi bukan hanya sebuah kebanggaan karena bangsa yang dihargai adalah bangsa yang memelihara kebudannya, bukan sebagai yang menciptakan pertama kali.
Masalah utama di balik klaim budaya, selain hal yang telah dijelaskan di atas adalah kapitalisme. Kapitalisme membuat orang, bangsa lupa diri dan hanya mengingat keuntungan dan uang yang dihasilkan. Kapitalime juga membutakan orang, bangsa bahwa itu adalah budaya orang, budaya bangsa lain. Asalkan dalam jualan banyak yang datang, banyak yang beli, pasti keuntungan juga segunung, tidak peduli yang dijual adalah dagangan orang.
Untuk itu ada beberapa hal yang dapat menjadi solusi antara lain :
1.       Menurut Prof Dr Sendyawati mantan Dirjen Kebudayaan harus ada perlindungan budaya yang lebih jelas, maka pelu sebuah Undang-Undang yang khusus untuk perlindungan karya budaya tradisional. Agar pelestarian budaya bisa terlaksana secara berkesimbungan dan terintegral tanpa harus saling tuding siapa yang seharusnya bertanggung jawab.
2.       Keaneragaman budaya Indonesia yang terdiri dari ribuan etnis harus bisa dipatenkan agar tidak lagi dicuri oleh bangsa lain untuk kepentingan keuntungan belaka. Ini menjadi prioritas sebagai pengakuan budaya Indonesia secara internasional.
3.       Perlu adanya tindakan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam upaya pelestarian budaya tradisional seperti pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan.  
4.       Sosialisasi budaya lewat media massa secara rutin untuk memperkenalkan budaya tradisional.
5.       Merevitalisasi partisipasi pemuda dalam bidang kebudayaan. Menempatkan pemuda sebagai ujung tombak pelestarian budaya Indonesia. Jika pemuda peduli dan giat mengembangkan budaya maka kebudayaan suatu bangsa akan terus berkelanjutan dan meningkat seiring perkembangan zaman.
6.       Perlu adanya pendekatan kreatif dan akademik dalam pelestarian budaya. Yaitu bagaimana mengenalkan budaya sedini mungkin pada generasi muda secara creatif dan inovatif agar generasi muda tertarik untuk mempelajar seni dan budaya tradisional dan mengikis anggapan bahwa seni budaya tradisional adalah kuno. Juga meningkatkan asupan seni dan budaya tradisional dalam pendidikan nasional.
7.       Menggalakan program cinta kebudayaan sendiri bukan hanya hanya sekedar slogan. Contoh dengan membuat hari batik nasional.
8.       Pemerintah cepat dan tegas menanggulangi jika terjadi pencurian atau klaim budaya indonesia oleh bangsa asing. Dan kasus-kasus yang sudah terlanjur terjadi segera diselesaikan karena banyak seniman-seniman yang takut berkarya karena takut karyanya di klaim oleh bangsa lain.
9.       Penegak hukun harus tegas menindak para pembajak yang terjadi di Indonesia, agar kita juga terbiasa juga untuk menghargai hak intelektual orang lain. Jangan sampai ada anggapan “maling teriak maling”.

Beberapa problematika kebudayaan antara lain :
  1. Hambatan budaya yang berkaian dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan. Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka secara umumnya miskin.
  2. Hambatan budaya yang bekaitan dengan persepsi atau sudut pandang hambatan budaya ini dapat terjadi antra masyarakat dam pelaksanaan pembangunan. Contohnya, program Keluarga Berencana atau KB semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
  3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan. Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terjena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.
  4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar. Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.
  5. Sikap transionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru. Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru ini  akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.
  6. Sikap Etnosentrisme
Sikap etnosentrisme ialah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antargolongan.
Kebudayaan yang berkembang dalam suatu wilayah sewperti Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beberapa suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Masing-masing kebudayaan ini dianggap sebagai satu ciri-ciri khas daerah lokal. Yang terkadang justru menimbulkan sikap etnosentris pada anggota masyarakat dalam memandang kebudayaan orang lain. Sikap etnosentris dapat menimbulkan kecenderungan perpecahan dengan sikap kelakuan yang lebih tinggi terhadap kebudayaan lain.
  1. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering kali disalhgunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan baru dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

0 comments:

Post a Comment