1.
ilusi, halusinasi dan delusi
il
i Ilusi
Kesan
yang salah tentang faktor obyektif yang disajikan oleh alat indra atau
mengartikan obyek secara tidak tepat. (obyek nya ada)
Kita
ilusi gambar, dia melakukan aksi di atas genting, seloah-olah ada banyak orang
yang sedang melihatnya. Padahal hanya ada rumah-rumah yang berjajar rapi.
kHalusinasi
Tidak ada sesuatu tapi menganggap seolah-olah ada.
Atau pengalaman sensoris palsu.
Contoh saat kita merasa ada orang yang
memanggil-manggil kita padahal tidak ada seorang pun..
Atau
Saat kita seolah-olah melihat orang yang ada padahal
tidak ada seorangpun. Delusi
Keyakinan yang terlalu besar tentang dirinya
sendiri..
Contoh fatamorgana
dia merasa yakin kalau melihat dari kejauhan ada air tetapi
tidak ada. waktu itu kondisinya haus sekali jadi persepsi penglihatannya kacau
waktu mendekati air tersebut ternyata tidak ada
disana tetap kelihatan ada air, ketika di dekati ternyata tidak ada iir.
itu keyakinan diri sendiri karena dari otak . keinginan yang sangat besar
dengan air karena haus yang sangat menjadikan nya selalu melihat air.Tambahan aja :
i 1. Pengertian Ilusi, Halusinasi, dan Delusi
Pengertian Ilusi
Ilusi adalah pengamatan yang keliru, yaitu: peristiwa
objektif yang diterima oleh indera ternyata ditangkap secara salah.
Perangsangnya meragukan, atau memperdayakan dan semu sifatnya, sehingga subjek menginterprestasikan
pengamatannya secara keliru. Contohnya, oleh rasa ketakutan, pada keremang
senja, sebatang perdu tampak seperti gerombolan penyamun. Tiang listrik
kelihatan seperti genderwo yang menakutkan di malam hari dan lain-lain. Jika
orang yang bersangkutan kemudian melakukan pengamatan lebih teliti, dan sudah
menemukan interprestasi yang tepat dari pengamatannya, maka ilusi itu akan
lenyap dengan sendirinya.
Jadi, pada pemalsuan ilusoire itu terdapat: interprestasi
yang salah dari informasi-informasi inderawi; bukan pada saat nantinya atau
kemudian, akan tetapi pada pengamatan itu sendiri( pada saat orang tengah
mengamati). Hal ini disebabkan oleh adanya ketakutan-ketakutan,
kecemasan-kecemasan, keinginan-keinginan atau pengharapan-pengharapan tertentu.
Bagi banyak pasien gangguan psikis, dunia kita ini tampak begitu manakutkan,
penuh bahaya-bahaya dan ancaman-ancman yang mengerikan. Dan perasaan
“menakutkan-mengerikan” itu kemudian menjadi semakin menghebat, seiring dengan
semakin menyimpangnya interprestasi-interprestasi yang semakin keliru atau
menyimpang. Jika pasien kemudian juga dihinggapi waham atau delusi, kecurigaan
dan prasangka, maka informasi-informasi pangamatannya pasti dipalsukan secara
ilusioner: sehingga apa yang diamati (dilihat, didengar, dirasa, dirasakan,
dicium) cocok dengan keyakinan delusi, prasangka dan kecurigaan.
Ilusi juga adalah persepsi yang keliru atau menyimpang.
Ilusi selalu saja mencakup pemutar balikan fakta atau penyimpangan dari
pola-pola perangsang.
Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah pengamatan tanpa objektivitas pengindraan,
dan tanpa disertai perangsang-perangsang fisik yang bersangkutan. Atau persepsi
atau tanggapan palsu, emnghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal
yang nyata. halusinasi ditimbulkan didalam diri individu itu sendiri, dan pada
umumnya dianggap sebagai abnormalitas
Halusinasi merupakan pengamatan yang sebenarnya tidak ada,
namun dialami sebagai suatu realitas. Dalam hal ini mempunyai ciri-ralitas
nyata yang betul-betul dialami atau dihayati oleh subjek. Halusinasi tersebut
dialami sebagai satu pengamatan. Sedang pseudo-halusinasi dialami rang sebagai
tanggapan.
Orang yang mengalami halusinasi itu melihat dan mendengar
peristiwa-peristiwa tertentu; namun perangsang fisik dari peristiwa tadi sama
sekali tidak ada.halusinasi biasanya berlangsung pada: orang yang sakit berat,
terkena racun-racun tertentu (candu, alkohol, bahan narkotik), dan penderita
psikosa berat.
Pseudo-halusinasi adalah peristiwa yang dihayati sebagai
tanggapan, dan bukan sebagai sebagai “sepertinya satu pengamatan” (pengamatan
semu); merupakan satu tanggapan spontan.
Pseudo-halusinasi ini siring muncul sendiri diluar kontrol
kemauan kita, dengan bagian-bagian detail indrawi yang sangat jelas.
Pseudo-halusinasi itu pada umumnya dimuati oleh emosi-emosi yang kuat. Jadi
padanya ada nilai perasaan yang tinggi sekali.
Seorang penderita pseudo-halusinasi itu mengetahui bahwa
segala sesuatu yang dilihat atau didengar itu bukanlah kenyataan. Akan tetapi
dia tidak bisa melepaskan diri dari belenggu-belenggu tanggapan tersebut.
Contohnya, seorang pasien deprsif dengan kecemasan-kecemasan kronis, selalu
melihat iringan-iringan kranda orang mati, melihat api neraka yang menyala
berkobar-kobar yang akan membakar dirinya, melihat orang yang dirobek-robek dan
dianiaya, mendengar suara-suara ancaman yang mengandung maut, dan lain-lain.
Dia menyadari bahwa gambaran-gambaan tanggapan tadi tidak ada, dan bukan
merupakan kenyataan; akan tetapi dia tidak bisa melepaskan diri dari “tangkapan”
cakar-cakar tanggapan yang serba mengerikan yang tampaknya akan menerkam
dirinya. Semua gambaran itu segaris dengan fantasi-fantasi kecemasannya. Maka
apabila si penderita menjadi sembuh, akan hilanglah semua halusinasi dan
pseudo-halusinasinya.
Gejala psikis yang dekat atau mirip dengan halusinasi ialah
mimpi. Dalam mimpi, kita melihat orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang tidak
ada; dan hanya ada dalam mimpi itu sendiri. Namun pada peristiwa mimpi itu
tidak menunjukkan adanya penyakit jiwa atau gangguan fungsi serta gangguan
adaptasi. Mimpi itu bahkan mempunyai arti tertentu bagi adaptasi; yaitu sebagai
penyaluran atau peletupan bagi kecemasan-kecemasan dan harapan-harapan
tertentu. Anak yang mengigau sewaktu tidur, pada umumnya tengah bermimpi buruk;
dan biasanya suka dibangunkan. Jadi sulitlah untuk membebaskan seseorang dari
cekaman mimpi tersebut.
Halusinasi bisa dibedakan menurut indera dengan mana orang
mengalaminya; yaitu: halusinasi optis atau visual pada pengamatan, halusinasi
auditif atau akustis pada pendengaran, halusinasi olfaktoris pada pembauan,
halusinasi pengecapan, dan halusinasi haptis pada rasa jasmaniah.
Pengertian Delusi
Delusi adalah gambaran tipuan dari pengamatan, gambar semua
atau gamabr yang memperdayai kita, dengan kesesatan-kesesatan yang tidak bisa
dibetulkan, dan tidak cocok sama sekali dengan fikiran serta pendapat sendiri.
Delusi itu pada umumnya ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau yang
diliputi oleh perasaan-perasaan berdosa dan bersalah, serta haapan-harapan yang
tidak atau belum tecapai.
Beberapa tipe delusi dapat kita catat disini, ialah sebagai
berikut:
1. Delusi hipokondris; ada waham pasien merasa selalu
menderita sakit jasmaniahnya: disertai kecemasan-kecemasan kronis dan ketakutan
yang patalogis mengenai kesehatan badan sendiri. Pasien merasa “yakin” benar
bahwa dirinya mengidap penyakit yang serius. Setiap simpton kesakitan yang
sekecil-kecilnya pun dirasakan sebagai bencana hebat, yang bisa mengakibatakan
kematiannya. Khususnya delusi hipokondris ini disebabkan oleh konflik- koflik
intrapsikis yang lama dan parah.
2. Delusi nihilistis: pasien dihinggapi perasaan-perasaan
“sudah tidak ada lagi atau sudah mati”. Dia merasa menjadi sebatang mayat tidak
berharga lagi. Pasien menjadi putus asa, dan tidak berguna lagi hidup didunia.
3. Sindrom Cotard: ada delusi tidak bisa hidup lagi, yang
disertai delusi tidak mungkin bisa mati. Ada gambaran dia tidak lagi bisa hidup
didunia ini; namun pada saat yang sama ia merasa yakin tidak mungkin bisa mati.
Karenanya dia terus-menerus merasa berdosa untuk menembus dosa-dosa dan
noda-noda yang melekat pada dirinya, dia harus direjam dengan siksaan-siksaan
neraka jahanam didunia sekarang.
2. Faktor Penyebab Ilusi, Halusinasi dan Delusi
1. Ilusi
Biasanya disebabkan oleh adanya ketakutan, kecemasan dan
keinginan atau pengahrapan terhadap sesuatu
2. Halusinasi
Sebenarnya benda yang kita lihat tidak ada, tapi misalnya
kita ada suatu persoalan yang amat kita pikirkan baik itu soal seseorang atau
satu benda mati, maka semua itu menghantui diri. Hal ini juga disebabkan karena
rasa takut dan cemas.
3. Delusi
Pada umumnya ditimbulkan oleh pangalaman-pangalaman masa
lampau yang diliputi oleh perasaan-perasaan berdosa dan bersalah, serta
harapan-harapan yang belum tercapai.
3. Tanda-tanda Ilusi, Halusinasi dan Delusi
Biasanya si penderita sering kali berteriak kaget, dan
merasakan ketakutan terhadap sesuatu yang mana orang lain tidak merasakan hal
yang sama dengan dirinya. Si penderita terkadang bisa menjadi seorang pemurung,
karena membahayakan kesalahan yang dia perbuat. Dia seakan-akan menjadi seorang
yang seperti dipasung, tidak mau bergaul dan selalu menutup diri dan selalu
murung.
4. Beberapa Kasus Ilusi, Halusinasi dan Delusi
Suatu malam seorang pria yang umurnya kira-kira 20 tahunan.
Ia berjalan dengan sempoyongan. Mungkin karena ngantuk berat. Ketika itu dia
melewati sebuah kebuan pisang. Dikebun pisang itu mata nya tertuju pada sebuah
bayangan besar yang melambai-lambai seperti seseorang yang tebang di udara.
Seketika itu langsung saja ia terbirit-birit, karena ketakutan. Dipikirnya itu
bahwa bayangan tadi adalah hantu, padahal itu hanyalah sebatang pohon pisang
yang tertiup angin.
Kasus ini menimpa saya sendiri. Suatu malam saya sendirian
disebuah gedung. Dimana gedung tersebut benar-benar sepi dan sunyi. Ketika
sedang asik berjalan saya mendengar seseorang membuka pintu, tetapi setelah
saya lihat ternyata tidak ada. Dan ketika saya berjalan lagi, saya melihat
sesosok bayangan mengikuti saya. Ketika saya toleh kebalakang, ternyata tidak
ada. Lalu saya berfikir, tadi terdengar suara orang membuka pintu, dan saya
seperti diikuti oleh sesosok bayangan, langsung saja saya ambil langkah seribu.
Ketika paginya saya cek, ternyata hanya angin yang menggoyangkan pintu
tersebut, dan ternyata bayangan yang mengikuti saya adalah dedaunan pohon yang
lebat.
Sumber
I.M. Ingram, dkk. CATATAN KULIAH PSIKIATRI. Penerbit buku
kedokteran (EGC), Jakarta,1985
J.P Chaplin, Penterjemah Kartono,kartini, KAMUS LENGKAP
PSIKOLOGI, Raja Grasindo: Jakarta, 2002.
Katono,Kartini, PATOLOGI GANGGUAN SOSIAL 3:
Gangguan-Gangguan Kejiwaan. CV Rajawali: Jakarta. 1986.
www.google.co.id/kisahilusi,23desember2006,10:23on-line
2 comments:
kita juga punya nih artikel mengenai 'Ilusi', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/799/1/ZComputerSociety_Hendro_Prabowo%287%29375_381.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat
Bagus...sangat bermanfaat dan sesuai yang saat ini saya cari
Post a Comment