Search This Blog

Saturday, May 28, 2011

Bahasa Sebagai Proses Budaya



Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Perbedaan bahasa terjadi hampir di setiap daerah di berbagai belahan dunia. Perbedaan pengucapan, istilah, arti kata terjadi menyesuaikan daerah masing-masing. Akibat dari salah pengucapan, perbedaan arti kata terkadang dapat menimbulkan konflik.
Tidak ada salahnya mempelajari bahasa etnis lain agar tidak terjadi perselisihan dan lebih bersatu. Bahasa digunakan sebagai perantara antara individu satu dengan yang lainnya. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyaraka, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penggunaan bahasa sebagai alat penyampai pesan dalam komunikasi juga dapat menciptakan struktur-struktur sosial dimana pada budaya tertentu bahasa yang dipakai disesuaikan menurut usia, kasta, pergaulan atau acara seni dan budaya adat tertentu. Bisa dikatakan, dengan bahasa kita mengetahui asal-usul seseorang.
Pada era saat ini, bahasa cukup mengalami perkembangan. Di Indonesia sendiri, bahasa yang digunakan pada pergaulan sehari-hari memiliki perbedaan dari masa ke masa. Penciptaan istilah, singkatan, salam yang digunakan menandakan ikon pada masa tertentu. Penyisipan bahasa asing dalam bahasa keseharian menjadi trend tersendiri karena dominasi bahasa asing di Indonesia begitu luar biasa.
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa mulai dirasa terpinggirkan. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul.
Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat. Perilaku meniru merupakan pengaruh yang sangat besar. Kalangan remaja cenderung suka meniru hal-hal yang mereka lihat, dengar juga baca.
Selain bahasa lisan, bahasa tulisan juga mengalami perubahan tiap masa. Media jejaring sosial, perkembangan teknologi turut mempengaruhi ragam bahasa tulisan. Munculnya singkatan-singkatan tulisan pada saat penulisan terkadang tidak dipahami atau hanya dipahami kalangan orang tertentu saja. Perkembangan teknologi seperti penggunaan pesan singkat pada telepon seluler atau short message service (SMS), jejaring sosial memunculkan singkatan kata pada tulisan yang dimaksudkan untuk lebih efisien dalam penggunaan karakter huruf. Generasi muda cukup berperan besar terhadap perubahan ini.
Pembinaan terhadap generasi muda dalam berbahasa sangatlah penting. Walaupun bahasa asing membantu kita dalam era globalisasi, namun penggunaan bahasa Indonesia jangan sampai tergerus oleh arus. Karena bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa yang pada nantinya akan turun temurun digunakan. Jika semakin sering menggunakan istilah bahasa asing, maka tidak dapat dipungkiri bahasa Indonesia menjadi terpinggirkan dan sulit untuk dipahami dan semakin malas pula berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah atau perguruan tinggi masih kurang mampu membawa kalangan generasi muda berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk melestarikan bahasa Indonesia dan buth kebiasaan pula untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar..

0 comments:

Post a Comment