Komunikasi adalah salah satu dari kegiatan sehari-hari yang benar-benar terhubung dengan semua kehidupan kemanusian, sehingga kadang-kadang kita mengabaikan penyebaran, kepentingan dan kerumitannya. (Littlejohn, 3:2010) Begitu juga dengan budaya, walaupun kita hidup tidak dapat dilepaskan dengan budaya, namun jika kita ditanya bagaimana nilai atau sistem budaya yang kita anut? Kita tidak dapat menjelaskan secara detail karena terlalu luasnya cakupan suatu budaya.
Komunikasi dan budaya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian sebuah pesan atau gagasan, sedangkan budaya menurut koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Keduanya akan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Budaya akan membentuk suatu gagasan yang baru dan akan terus di komunikasikan kepada orang-orang lain. Dalam proses belajar akan muncul gagasan baru dan akan selalu berlanjut membentuk siklus yang tidak pernah berhenti.
Hal lain yang lain yang membuat komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan budaya adalah budaya selalu di teruskan kepada anggota kepada masyarakat lain (E.B Taylor dalam Amri Sihotang, 8 :2010). Kebudayaan selalu akan dikomunikasikan kepada orang lain. Kebudayaan juga akan diteruskan kepada generasi selanjutnya, itu yang akan membuat sebuah kebudayaan akan diteruskan dari generasi ke generasi.
Koentjaraningrat dalam ilmu sosial budaya dasar (Amri Sihotang, 9:2010) mengemukakan bahwa kebudyaan dapat di golongkan menjadi tiga wujud yaitu : (1) wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan, 2 wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) wujud kebudayaan sebagai hasil-karya manusia. Jika kita melihat wujud dari kebudayaan tersebut dan membandingkan kebudayaan di suatu tempat dengan tempat yang lain pasti akan melihat perbedaan yang sangat mencolok.
Setiap kebudayaan mempunyai hasil kebudayaan yang berbeda dengan yang lain. Masing-masing mempunyai tatanan kehidupan dan nilai-nilai yang berbeda. Kenapa bisa demikian? Keberagaman budaya terjadi karena beberapa hal antara lain manusia memiliki keterbatasan anatomi tubuh, lingkungan geografis, kontak budaya dan lingkungan social yang berbeda. (Amri Sihotang, 10: 2010) Perbedaan ini akan membentuk budaya yang khas pada suatu tempat.
***.
Salah satu yang dapat dengan mudah diamati adalah perbedaan secara geografis. Masyarakat yang mempunyai lingkungan geografis berbeda akan mempunyai bentuk kebudayaan berbeda pula. Kenapa bisa demikian? Pada dasarnya manusia akan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Manusia akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar dapat bertahan dan hidup dengan layak. Untuk itu manusia akan selalu berfikir. Bagaimana cara untuk dapat bertahan dan hidup dengan layak?
Manusia akan menciptakan alat-alat untuk membantu dalam mempertahankan hidupnya, selain itu juga akan mengembangkan berbagai tata aturan dan nilai-nilai yang akan menjaga agar kehidupan tersebut dapat berjalan dengan baik. walupum bereda-beda namun pada dasarnya setiap kebudayaan mempunyai wujud kebudayaan yang sama di sebut dengan culture universal. Culture universal terdiri dari peralatan dan perlengkapan, mata pencaharian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, sistem pengetahuan dan religi.
***
Kita akan melihat bagaimana lingkungan geografis akan mempengaruhi kebudayaan di suatu tempat. Penulis akan membandingkan kebudayaan masyarakat di pesisir pantai di Sulawesi Selatan dan masyarakat di dataran tinggi Bandungan Kabupaten Semarang.
Dari mata pencaharian, masyarakat pesisir kebanyak berprofesi sebagai seorang nelayan, sedangkan masyarakat di dataran tinggi sebagai petani. Ternyata jika perhatikan lebih jauh ternyata orang pesisir untuk mencari ikan menggunakan perahu, bentuk perahu tersebut ternyata satu desa nelayan itu sama yaitu bercadik. Perahu bercadik merupakan wujud dari teknologi yang di kembangkan agar perahu stabil saat terhempas ombak. Penyesuaian ini ada karena ombak di daerah Sulawesi Selatan besar.
Hal sama juga terjadi di masyarakt Bandungan. Di Bandungan masyarakat yang berprosfesi sebagai petani rata-rata mempunyai jenis tanaman dan cara bertani yang sama. Bagaimana satu desa tersebut mempunyai profesi yang sama sebagai nelayan dan petani, sama-sama mempunyai bentuk perahu yang sama dan mempunyai persamaan yang lain ?
***
Proses berfikir ternyata yang mendasari munculnya kebudayaan di suatu tempat. Output dari proses ini merupakan gagasan-gagasan baru yang akan di sampaikan kepada orang atau suatu kelompok. Proses berfikir dan menyampaikan gagasan itu merupakan bentuk komunikasi intra persona dan komunikasi inter personal. Gagasan tersebut akan membentuk suatu budaya. Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya (Koentjaraningrat,1997)
Menurut Fern Johnson ternyata secara diam-diam setiap individu mengelola kebudayaan dalam proses berkomunikasi. Ia kemudian mengsulkan enam asumsi atau aksioma dari perspektif bahasa terpusat: (1) Semua komunikasi terjadi dalam kerangka kerja budaya; (2) semua individu diam-diam mengolah pengetahuan kebudayaan yang mereka gunakan untuk berkomunikasi; (3) dalam masyarakat multi kultural, ada ideologi linguistik yang dominan yang menggantikan atau mengesampikan atau mengesampingkan kelompok budaya lain; (4) anggota kelompok yang terpinggirkan mengolah pengetahuan tentang kedua budaya mereka dan budaya dominan; (5) pengetahuan kebudayaan baik yang terpelihara dan lewat begitu saja dan secara konstan berubah; dan (6) ketika semua budaya pendamping, saling memengaruhi dan menggunakan satu sama lain. (Littlejohn, 263:2010)
***
Proses berfikir sebagai proses komunikasi intrapersonal sangat jarang dikaji jika sedang membahas komunikasi dan budaya. Padahal seperti dibahas di awal bahwa budaya merupakan wujud dari gagasan-gagasan yang ada dalam suatu masyarakat. Kita sering lupa bagaimana gagasan tersebut terbentuk dan hanya fokus dalam meyebaran pesan dalam kajian komunikasi.
Komunikasi dengan segala kerumitannya memang jarang kita sadari. Padahal hampir setiap interaksi yang kita lakukan semuanya merupakan wujud dari komunikasi.
Semoga setelah kita mengkaji komunikasi sebagai proses budaya, perspektif kita akan berubah dan menempatkat komunikasi sebagai suatu proses yang penting dalam kehidupan kita.
Daftar Pustaka
Amri, Sihontang, 2010. Ilmu Sosial Budaya Dasar: Semarang: Penerbis Universitas Semarang
Littlejohn, Stephen. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika
Puji Winarso, Heru. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta : Pestasi Pustaka
0 comments:
Post a Comment